Selasa, 23 Juni 2015

Celoteh Ihsan #9

Ngabuburit (part 1)

Puasa hari keempat, tanteku yang biasa dipanggil Atuk oleh Ihsan, mengajak ke Masjid Akbar. Kebetulan sekali, aku udah bosen sama lauk di rumah yang kebetulan itu-itu aja. Lagian Ihsan juga belum pernah keluar rumah sejak datang ke Surabaya.

Singkat cerita, jam 4 teng kami dah siap berangkat. Loh, Ihsannya mana? Kami mencarinya, ke ruang tamu, kamar tidur, rumah tante. Juga gak ketemu.

"Ihsan-Ihsan!" Kami semua memanggilnya.

"Ihsan di sini, Mom." Suaranya kok terdengar dari belakang ya?

Segera kami menuju dapur, "Ihsan loh cuci tangan. Tadi habiz pegang pelmen." Celotehnya dengan santai.

Ya Allah, belum juga keluar rumah, guardian angelku sudah kaya gini, semoga pas nyampe gak bakalan rewel. Batinku.

Waktu berlalu, lima belas menit kami gunakan untuk mencari Ihsan. Setelah memakaikannya jaket, kami bertiga siap berangkat.

Tiba-tiba dia berteriak, "Bental---" kemudian dia berlari ke dalam, sambil keluar membawa botol aqua tanggung, "---ketinggalan!"

Kulirik jam dinding ternyata sudah setengah lima, tanpa membuang masa kami menuju tempat antrean angkot. Namun, lengang.

Kosong.

Tak ada satu pun yang nampak di situ. Entah, kenapa.

Masih menanti, senja mulai menunjukkan cahyanya, sepertinya sudah tak memungkinkan, walaupun guardian angelku berontak.

"Ayo balik. Udah terlalu sore."

"Mom..." Ihsan mulai menampakkan tanda-tanda rewelnya.

"Besok ya, sekarang pulang. Kelamaan angkotnya, Sayang." Dia hanya menatapku.

"Gendong ae biar, Fit," tukas tanteku.

Ihsan hanya diam selama perjalanan pulang, namun baru sampai pintu rumah masih dengan sandalnya. "Bi, besok ke Masjid Agung, ya!"

Ramadhan ke-4, 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar