Renjana bertahta pada jiwajiwa pendamba
Dalam embusan bayu surgawi menelusup poripori--tempat bernama hati
Seharusnya, aku datang kepada-Mu
Sebelum jerit tak lagi bersuara
Sebelum tangis tak lagi berair mata
Sebelum berhenti detak dentum dalam dada
Anganku melesat
Sekilat menyayat pelayat melawat mayat
Hati mengembara tanpa arah;hilang logika
Seharusnya aku datang!
Kepada-Mu
Sebelum RUH beringsut
Dari jemari kaki ke lutut
Dari paha ke perut
Dari dada ke sikut
Dari janggut ke rambut
Kuharap tengadah tapak dalam hening
mata terbuka mata hati
Senyapkan ego karena renjana menguasai tiap saat
Seharusnya aku datang kepada-Mu
Sebelum mengendarai keranda
Sebelum ditutup buku catatan alpa
Sebelum basah gundukan tanah pusara
Seharusnya Aku!!!
Datang Kepada-Mu,
Sebelum puisi tak bisa lagi berpuisi
(Pada hari itu, hanya tubuh mampu bicara jujur
Sebab, anggota tubuh adalah instrument paling jujur)
Nowhere, 16062014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar