Ramadhan menjelang H+1 yang mencekam di wilayah Surabaya - Sidoarjo
Alhamdulillah Ramadhan kembali hadir kembali. Namun, ramadhan kali ini terasa berbeda dan membikin khawatir semua masyarakat. Dikarenakan kemaren sempat ada tragedi pada hari Ahad 23 Mei di 3 gereja Surabaya pada pukul 8 wib secara beruntun.
Bom bunuh diri yang ternyata dilakukan oleh 3 keluarga berbeda, dapat dipastikan 18 orang pelaku bom bunuh diri tersebut meninggal di tempat perjalanan menuju rumah sakit. Bu Risma langsung tanggap dan wadpada, seluruh sekolahan diliburkan pada esok harinya.
Sayangnya, ketika masyarakat sudah berangsur tenang, sebuah bom kembali meledak di daerah Sepanjang, tepatnya di komplek Rusunawa belakang Polres Pasar Wonokromo. Bom rakitan tersebut awalnya sedang dites daya ledakannya, namun nahas, Allah berkehendak lain. Bom tersebut meledak mengakibatkan 3 nyawa melayang. Ayah, ibu, dan seorang anaknya meninggal tanpa bisa diselamatkan. Sedangkan anaknya yang lain berhadil menyelamatkan dua adik perempuannya yang telah luka ke Rumah Sakit Siti Khodijah, dan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara - Surabaya untuk perawatan lebih lengkapnya.
Kebetulan, Ihsan yang sekolah di SD Muhammadiyah Sepanjang mendadak geger, termasuk para wali murid kelas 1. Namun, karena hari Senin masih ada PAS, pihak sekolah tidak meliburkan. Karena menganggap kawasan sekolah masih aman. Akan tetapi seluruh wali murid tetap waspada, termasuk keselamatan siswa pada saat penjemputan.
Termasuk aku, akhirnya selama dua hari rela mengalah menjemputnya. Walaupun dia memakai antar-jemput setiap hari. Bagaimana tidak aware, ketika menunggu di sekolah, pada hari Senin sekitar pukul 8 pagi kembali ada bom meledak di Mapolres Surabaya. Dan melalui grup whatsapp SMU, terdapat info jika ada penggerebekan di wilayah salah satu Perum. di Wilayah Gedangan. Di lain tempat, terjadi baku tembak polisi dan terduga teroris di daerah Trosobo, dan disinyalir terdapat sebuah bom aktif. Namun, semua tersangka sudah dapat dibekukan. Termasuk hadirnya tim gegana di wilayah Trosobo, untuk menjinakkan bom aktif tersebut.
Kondisi mulai mereda, namun semua aparat masih tetap memperketat penjagaan. Termasuk di mall-mall di seluruh wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Dan, puasa kali ini meskipun sempat terjadi ricuh, namun seluruh warga beragama tidak terpecah belah. Karena warga muslim pun tidak menyetujui adanya alasan jihad dengan cara bom bunuh diri, kecuali keadaan darurat dalam kondisi perang.